Bukittingi ,17 April 2014 posted by Defi Endri, MM , M.Pd
SMK Tepadu Gema Nusantara (SMK Genus) Bukittinggi mengadakan sosialisasi kompetensi keahlian Keperawatan dan Farmasi dan sekaligus memberikan motivasi Ujian Nasional kepada SMP dan MTSN yang ada di Sumatera Barat selama 1 (satu) bulan penuh yang dimulai 1 Maret dan berakhir 30 Maret 2014.
Sosialisasi ini, kata Defi Endri Kepala SMK Genus dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada siswa-siswa di SMP dan di MTS tentang kompetensi keahlian Keperawatan kesehatan dan farmasi, karena hampir semua siswa di SMP dan MTSN di Sumatera Barat belum tahu bahwa di SMK sudah ada jurusan Keperawatan kesehatan dan Farmasi.
Dikatakan, memang khusus untuk jurusan keperawatan kesehatan termasuk jurusan yang langka di Sumatera Barat, karena tidak banyak SMK yang membuka jurusan keperawatan ini. “Selain di Bukittinggi, ada di Kota Payakumbuh dan Kab. 50 Kota. Untuk daerah tetangga, SMK jurusan Keperawatan ada di Madina,Padang SIdimpuan, Bangko , Batam dan Tanjung Pinang. Untuk di Padang Sidimpuan dan Bangko yang membuka kompetensi keperawatan adalah SMK Negeri”, kata Def
Lebih lanjut dijelaskan, keberadaan kompetensi keperawatan di SMK tidak siswa SMP saja yang belum tahu, masyarakat Sumatera baratpun banyak yang belum dapat informasi tentang
adanya SMK Keperawatan, karena masyarakat dulunya kenal dengan SPK.
Oleh karena itulah, kata Defi Endri SMK Genus perlu melakukan
sosialisasi kepada siswa-siswa di SLTP dan kepada Masyarakat luas di
Sumatera Barat.” Ke depan akan banyak sekolah negeri maupun Swasta
setingkat SMK di Sumatera Barat akan membuka jurusan keperawatan kesehatan ini, karena “kran” sudah kami buka, dan semak sudah kami rambah”,
tinggal ke depan kawan-kawan di SMK tinggal mengalirkan air saja, tidak
sesulit kami merintis, karena opini masyarakat sudah terbentuk”, ujar Defi Endri.
Dikatakan, Lahirnya SMK Keperawatan di Indonesia dilatarbelakangi tuntutan dunia usaha dan industri terutama rumah sakit, karena di rumah sakit sangat membutuhkan perawatan kebutuhan dasar manusia seperti memandikan pasien, memotong kuku, rambut pasien, mengantarkan makanan,membersihkan ruangan pasien yang dulunya ditangani siswa tamatan SPK. Disamping itu, masyarakat kesulitan mencari tenaga “home care” (perawat yang dipanggil ke rumah).” Jadi siswa tamatan SMK Keperawatan bukan langsung jadi perawat, tetapi menjadi asisten perawat atau di rumah sakit dikenal dengan PP (pembantu perawat)”, jelas Defi Endri
0 komentar:
Posting Komentar